Headlines News :
Home » » Perekonomian Flotim Sangat Tergantung Belanja Pemerintah * Temuan Pokok dan Kesimpulan Peneliti Lemlit UKAW Kupang

Perekonomian Flotim Sangat Tergantung Belanja Pemerintah * Temuan Pokok dan Kesimpulan Peneliti Lemlit UKAW Kupang

Written By Unknown on Sabtu, 10 Mei 2014 | 21.35

Oleh Wento Eliando
Penjual Ikan di Pasar Waiwadan, foto Frank L 2012
Pengembangan sektor pertanian, industri, pariwisata dan koperasi/UKM perlu dilaksanakan secara masif, terfokus dan berkelanjutan sehingga perekonomian Kabupaten Flores Timur (Flotim) tumbuh dan berkembang dengan basis aktifitas ekonomi riil masyarakat. Sebab perkembangan daerah Kabupaten Flotim selama kurun waktu 2007 hingga 2011, menunjukan bahwa perekonomian Flotim sangat tergantung pada belanja pemerintah.

"Hal ini tampak dari besarnya peranan sektor jasa pemerintahan umum dalam pembentukan nilai PDRB, maupun posisinya sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi Flotim."

Peneliti pada Lembaga Penelitian Universitas Kristen Artha Wacana (Lemlit UKAW) Kupang, Frits Oscar Fanggidae mengatakan itu pada peluncuran Buku Laporan Akhir Analisis Penerimaan dan Pengelolaan Publik (Publik Expenditure and Revenue Analysis/PERA) Kabupaten Flotim, di Aula Hotel ASA-Weri, Kecamatan Larantuka, Kamis (8/5).

Frits Fanggidae mengatakan data penelitian PERA Kabupaten Flotim tersebut yang dipakai adalah tahun 2007 hingga 2011. Sesuai perkembangan daerah pada tahun 2007, sumbangan sektor pertanian terhadap PDRB adalah yang terbesar, yakni 35,05 persen. Sementara sektor jasa (jasa pemerintahan umum) sebesar 31,30 persen. Pada tahun 2011, sumbangan sektor jasa telah melampaui sektor pertanian, yakni 34,30 persen sementara sektor pertanian 32,79 persen.

Frits Fanggidae mengatakan dari sisi dinamikanya, pertumbuhan ekonomi Flotim tahun 2011 mencapai 5,09 persen dan sektor jasa adalah penggerak dan penyumbang terbesar bagi pertumbuhan ekonomi Flotim, yakni 2,70 persen. Sementara sumbangan sektor pertanian minus 0,33 persen. Gejala ini sejatinya kurang menguntungkan bagi perekonomian Flotim.

Karena pertumbuhan ekonomi yang digerakan sektor pemerintah hanya mendorong sisi permintaan (konsumen). Sementara sisi produksi (pertanian dan industri) yang seharusnya menjadi basis penyerapan tenaga kerja dan sumber pendapatan masyarakat tidak berkembang. Maka pengembangan sektor pertanian, industri, pariwisata dan koperasi/UKM perlu dilaksanakan secara masif, terfokus dan berkelanjutan.

Dijelaskannya, pertumbuhan ekonomi Flotim cenderung berfluktuasi dan lebih rendah dibandingkan NTT dan nasional. Selama periode 2007-2011, pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2010 dan angka tersebut melampaui rata-rata pertumbuhan Provinsi NTT.

Namum tahun 2011, jelasnya, pertumbuhan ekonomi Flotim mengalami penurunan menjadi 5,09 persen lebih rendah dari Provinsi NTT (5,63 persen) dan nasional (6,46 persen). Pertumbuhan ekonomi ideal didorong oleh investasi swasta dan investasi atau belanja pemerintah.

"Tampaknya peranan investasi swasta di Flotim masih rendah, sehingga pertumbuhan ekonomi lebih banyak didorong oleh belanja pemerintah. Karena itu hasil yang dicapai lebih rendah dibandingkan NTT dan nasional," katanya.

Frits Fanggidae mengatakan, Pemkab Flotim juga mesti lebih menyediakan infrastruktur pendidikan melalui penambahan sekolah dan ruang belajar untuk meningkatkan daya tampung satuan pendidikan, sehingga angka partisipasi sekolah (APS) dapat ditingkatkan. Selain itu meningkatkan kesadaran orang tua untuk mendorong anaknya melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi perlu mendapat perhatian.

Hal ini perlu dilakukan, karena katanya, meskipun selama kurun waktu itu indeks pembangunan manusia (IPM) Flotim lebih tinggi dibanding NTT, namun RLS (Rata-rata Lama Sekolah) Flotim lebih rendah dibanding RLS NTT. Pada tahun 2011, IPM Flotim 68,7 poin, sementara IPM NTT 67,75 poin, tetapi RLS Flotim 6,13 tahun dan RLS NTT 7,05 tahun. Untuk mendorong peningkatan IPM pemerintah perlu memberi perhatian serius pada RLS.

"Sebab RLS yang rendah berkorelasi dengan rendahnya APS, tingginya angka dropout dan tingginya kecenderungan untuk tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi," kata Frits Fanggidae.

Hadir dalam acara peluncuran Buku Laporan Akhir PERA Kabupaten Flotim, Sekretaris Daerah (Sekda) Anton Tonce Matutina, Direktur Program AIPD NTT Adanti Sutarto, Asisten Wakil Direktur Pogram AIPD Darlis Nasution, District Fasilitator AIPD Kabupaten Flotim Roby Keupung, Tim Peneliti Bakti Makasar Tawakal, para Kepala SKPD, jejaring masyarakat AIPD se Kabupaten Flotim dan wartawan.

Sekda Flotim Anton Tonce Matutina, pada kesempatan peluncuran buku laporan PERA, Kamis (8/5) mengatakan kajian dan analisis merupakan salah satu aspek penting dalam manajemen penerimaan dan pengelolaan publik daerah. Sejauh ini pemda masih dihadapkan pada sejumlah permasalahan, seperti kedisiplinan dan konsistensi perencanaan dan pengelolaan anggaran.

"Sehingga analisis ini diharapkan memberi kontribusi berarti bagi pembangunan Kabupaten Flotim.
Ini upaya sistemik untuk dapat menemukan pengelola publik secara baik. Hasil ini sangat penting bagi Kabupaten Flotim. Apa yang hasilkan dan direkomendasikan dilaksanakan secara konsisten demi masyarakat Flotim yang adil sejahtera sesuai visi Pemkab," katanya. ***


Share this post :

Posting Komentar

Selamat berdiskudi dengan penuh santun dan dewasa

 
Support : Creating Website | Qco | Kuat Lamaholot
Copyright © 2014. Koalisi Untuk Advokasi & Transparansi Lamaholot - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by KUAT Lamaholot
Proudly powered by Blogger